Suara Nubuatan

  "Dasar Kebenaran Yang Harus Diketahui Oleh Semua Orang!"

dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." Wahyu 14:7
   

PELAJARAN 23

PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN

   

Pendahuluan :

Kita telah pelajari dalam pelajaran terdahulu bahwa apabila kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi kita, kemudian kita menjadi anggota keluarga Allah yang besar di dalam gereja.  Di sinilah kita berada di dalam suatu persekutuan dengan umat Allah dan Yesus Kristus.  Dalam persekutuan inilah kita menjadi satu, baik dalam perhatian dan  cita-cita kita dipersatukan dengan hati Allah, dan segala sesuatu kegiatan dan pikiran kita dipasrahkan kepada kehendak Ilahi.  Bahkan seluruh kehidupan dan segala sesuatu yang kita miliki adalah guna kepentingan bersama, untuk Tuhan dan keselamatan kita.
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."  Yohanes 3:16.
Disinilah terletak sifat yang angung dari Yesus Kristus, yaitu pengorbanan.   Seseorang yang percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, dan mengasihi Dia, harus pula menyatakan sifat-sifat pengorbanan dalam kehidupannya.
Yesus mengatakan bahwa kasih itu adalah menggenapi hukum.  Ketika seorang muda datang kepada Yesus dengan pertanyaan apa yang harus diperbuatnya untuk mewarisi hidup kekal, Yesus telah menguhi kasih orang muda itu dengan menyatakan kepadanya agar ia menjual harta bendanya dan memberikan kepada orang miskin.
Agama Yesus Kristus bukanlah mengajarkan mencintai diri sendiri, melainkan sesuai dengan maksud Ilahi, mereka bekerja sama denganAllah membangun satu kerajaan perdamaian dan kebenaran yang memberikan kepuasan rohani dan keselamatan bagi orang lain juga.
Dengan tidak mencintai diri sendiri, rela berkorban, suka berkorban untuk keselamatan sesama manusia adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang yang telah dilahirkan kembali di dalam keluarga Allah.

1. BEKERJASAMA DENGAN ALLAH  

Bagaimanakah kita dapat bekerjasama dengan Allah untuk membangun kerajaan-Nya dan menyelamatkan sesama manusia ?  Raja Daud telah mengemukakan pertanyaan yang sama, "Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku ?"   Mazmur 116:12.
Rasul Paulus menyatakan dengan jelas hal ini ketika ia berkata sebagai berikut, "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadahmu yang sejati.
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."  Roma 12:1,2.
Di sinilah letaknya arti persekutuan sejati.  Apabila kita mengetahui bahwa Allah telah menyelamatkan kita oleh Yesus Kristus, maka kita pun harus merasa suatu tanggung jawab kita terhadap Allah.  Kehidupan kita, waktu kita, tubuh kita, harta kita dan hati kita dengan rela kita mempersembahkan kepada Allah sebagai bukti persekutuan kita dengan Allah.
Kita pun bekerjasama dengan Allah, karena perhatian kita dan keinginan kita hanyalah di dalam rencana Allah dan menjadi satu dengan Allah.
Yesus menjelaskan tentang arti persekutuan itu dalam ayat berikut ini : "Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.  Akudi dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau mengashihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku."  Yohanes 17:20,21,23.
Apabila kita bersatu dengan Allah oleh Yesus Kristus, maka hati kita, hidup kita dan harta-benda kita pun akan kita atur sesuai dengankehendak Allah.  mengapa demikian ?   Karena kita menyadari bahwa kehidupan kita ini, adalah milik Allah, dan kita tidak dapat hidup atau bergerak dengan kekuatan kita sendiri.  Perhatikanlah bunyi ayat Kitab Suci ini :
"Dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa.   Karena Dialah yang memberikan hidup dan napas dan segala sesuatu kepada semua orang.  "Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada."   Kisah Para Rasul 17:25,28.
Nyatalah bahwa kita tidak mempunyai apa-apa kecuali bergantung kepada Allah dalam segala sesuatu-hidup, napas dan segala sesuatu!
"Tetapi haruslah engkau ungat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan..." Ulangan 8:18.

2. MENGASIHI ALLAH DENGAN HARTA KITA  

Pernahkah saudara memperhatikan reaksi dari seseorang apabila ada orang lain bersikap kikir dan mementingkan diri sendiri terhadapnya ?  Sifat demikian biasanya menimbulkan reaksi yang sama pula.  Tetapi bagaimanakah reaksi seseorang jika ia diperlakukan dengan sifat suka memberi, mengasihi dan tidak kikir ?  Ini pasti mengundang sambutan yang sama pula.
"Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum."  Amsal 11:25.  Kitab Suci memberikan pula nasihat sebagai berikut : 'Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu."  Amsal 3:9
Kita bertanya, 'Bagaimanakah seharusnya kita menghormati Allah dengan harta kita ? Adakah petunjuk yang tepat dalam Kitab Suci mengenai hal itu ?
Memang benar, bahwa peraturan itu sudah diberikan Allah kepada umat-Nya sejak zaman dulu kala.  Peratuan itu adalah sangat terinci sampai kepada segala hasil bumi dan hewan.
"Mengenai segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN, itulah persembahan kudus bagi Tuhan.
Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN."  Imamat 27:30,32.
Persepuluhan artinya sepersepuluh.  Di sinilah Allah telah menyatakan dengan jelas bahwa persekutuan kita dengan Allah, menuntut suatu pengembalian kepada-Nya sepersepuluh dari penghasilan kita, atau sepersepuluh dari keuntungan kita dari perusahaan, atau sepersepuluh dari upah atau gaji kita.
Mungkin kita bertanya, bukankah peraturan persepuluhan itu hanya berlaku bagi bangsa Yahudi yaitu dalam zaman Perjanjian Lama ? Untuk apakah persepuluhan itu digunakan ?   Kita mengetahui bahwa sejak manusia jatuh ke dalam dosa, Allah mempunyai pekerjaan yang besar, yaitu rencana keselamatan bagi umat manusia.
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu."  Matius 28:19,20.
Jauh sebelum Allah memberikan peraturan tentang persepuluhan ini kepada bangsa Yahudi, Allah telah menentukan dan memberkati satu rencana untuk membiayai pekerjaan Injil-Nya di atas dunia ini.
Kita baca dalam Alkitab bahwa Ibrahim telah memberikan persepuluhan kepada Melkisedek, yaitu "Imam Allah"
"Melkisedek, Raja Salam membawa roti dan anggur, ia seorang imam Allah yang Mahatinggi.  Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu."
'Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya."  Kejadian 14:18,20.
Demikian pula Yakub telah membuat perjanjian memberikan persepuluhan kepada Tuhan.
"Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akanselalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."  Kejadian 28:22.
Peraturan persepuluhan ini bukanlah hanya untuk bangsa Israel saja, karena jauh sebelum bangsa Israel ada, peraturan ini sudah dilaksanakan oleh hamba-hamba Allah.
Dalam perhambaan Israel di Mesir tampaknya peraturan ini telah dilalaikan namun setelah bangsa Israel dibebaskna dan kembali ke Kanaan, Allah telah mengingatkan lagi kepada mereka tentang peraturan persepuluhan itu.
Peraturan persepuluhan itu telah dilaksanakan oleh umat Allah sepanjang zaman dalam Perjanjian Lama, tetapi bukan hanya berlaku dalam zaman itu saja, melainkan terus di zaman Perjanjian Baru dan sepanjang zaman hingga sekarang ini.
Yesus Kristus telah memperkuat pula peraturan persepuluhan itu ketika Ia berkata : "Celakalah kamu, hari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu : keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.  Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan."   Matius 23:23.
Adapun bagian kalimat "dan yang lain itu pun jangan ditinggalkan," Yesus maksudkan persepuluhan.
Untuk apakah persepuluhan itu digunakan ?  Dalam zaman Perjanjian Lama, sesuai dengan rencana Allah, maka imam-imam yang melayani pekerjaan bait suci, mendapat biaya kehidupan mereka daripada "harta suci", "uang Tuha" - yaitu persepuluhan.
"Mengenai bangsa Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada kemah Pertemuan."  Bilangan 18:21.
Dalam zaman Perjanjian Baru demikian pula, bahwa kegiatan gereja Kristus ditunjang dengan sistem perpuluhan.
"Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bagian mereka dari mezbah itu ?
"Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang membertakan Injil, harus hidup dari pemberitaah Injil itu." 1 Korintus 9:13,14.
Jelaslah dalam dua ayat di atas ini, bahwa Allah mempunyai bagian dalam segala penghasilan kita yaitu sepersepuluh, yang digunakan untuk pekerjaan pelayanan di dalam gereja-gereja Tuhan.  Bukanlah maksud Allah agar imam-imam atau pendeta-pendeta itu, harus lalaikan atau tinggalkan pekerjaan lain untuk memperoleh biaya hidup, dan bukan pula maksud Allah, agar dengan persepuluhan itu, hamba-hamba Allah hidup dalam kemewahan !
Adapun rencana Allah, bahwa Ia yang menyediakan biaya itu guna kelancaran dan kemajuan pekerjaan-Nya di atas dunia ini, agar tiap umat Allah harus setia mengembalikan kepada Allah bagian-Nya yaitu sepersepuluh dari segala penghasilan mereka.
Tidaklah dibenarkan oleh Allah, bahwa seseorang harus mengatur sendiri persepuluhannya untuk digunakan kepada pekerjaan kebajikan, atau menyerahkan sendiri kepada pemimpin-pemimpin gereja, melainkan haruslah digunakan menurut saluran yang telah diatur di dalam Alkitab dan untuk maksud tertentu pula.

3. BAGAIMANA MENGHITUNG DAN MEMBERI PERSEPULUHAN  

Allah telah memberi perintah kepada kita untuk mengasingkan sepersepuluh dari segala penghasilan kita, untuk Dia, sebagai suci adanya, dan digunakan untuk maksud-maksud yang suci dalam pekerjaan Tuhan di dunia ini.
Di Taman Firdaus dulu kala, Allah telah mengasingkan satu pohon yang dinyatakan-Nya sebagai milik-Nya dan kepada Adam dan Hawa diperintahkan-Nya agar jangan menjamah atau memakan dari buahnya.
Dalam 10 Hukum Allah, telah diperintahkan-Nya agar pada Hari Sabat, yaitu hukum keempat, umat-Nya berbakti kepada Allah, dan tidak boleh bekerja, karena enam hari diberikan kepada manusia, tetapi hari ketujuh adalah "Sabat Tuhan Allahmu", dan hari itu adalah suci bagi Tuhan.
Demikian pula dari semua penghasilan kita Allah memerintahkan bahwa sepersepuluh adalah milik-Nya dan sepersepuluh itu adalah suci bagi Tuhan.
Demikian pula dari semua penghasilan kita Allah memerintahkan bahwa sepersepuluh adalah milik-Nya dan sepersepuluh itu adalah suci bagi Allah.  Sepersepuluh dari hasil kebun padi atau buah-buahan, dan sebagainya, atau pemberian, hadiah yang diberikan kepada kita, atau hasil ternak, kambing, domba, ayam, telur, atau dari penghasilan uang gaji kita.
Para petani harus menghitung persepuluhan dari hasil pertaniannya.  Pengusaha menghitung persepuluhan dari keuntungannya.  Pekerja yang mendapat gaji, menghitung persepuluhan dari gajinya.  Apabila ia menerima gaji Rp. 10.000,- maka Rp. 1000,- adalah persepuluhan untuk Tuhan.  Pemberian hadiahpun harus dihitung perpuluhannya.   Jika kita menerima hadiah Rp. 1000,- maka Rp. 100,- adalah persepuluhan untuk Tuhan.
Lebih jauh Alkitab menjelaskan bahwa bagi orang yang tidak jujur dalam memberikan persepuluhan dinyatakan bersalah menipu Allah, dan orang yang demikian itu akan kehilangan berkat dari Allah.
"Bolehkah manusia menipu Allah ? Namun kamu menipu Aku.  Tetapi kamu berkata, "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau ?" Mengenai persembahan dan persepuluhan dan persembahan khusus ! "Kamu telah kena kutuk, tetapi kami masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!"  Maleakhi 3:8,9.
Berbeda dengan amaran tegas dalam ayat di atas ini, Allah menjanjikan perjanjian yang indah bagi mereka yang setia memberikan kepada Allah persepuluhan itu dengan roh kasih dan kejujuran.
"Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan !"  Maleakhi 3:10.
Persepuluhan kita haruslah dibawa dan diserahkan kepada perbendaharaan rumah Tuhan, jadi bukan diserahkan kepada perorangan atau digunakan untuk maksud tertentu menurut kemauan kita sendiri.  Beribu-ribu orang Kristen yang telah mencobai perjanjian Allah itu dan mereka membenarkan pengalaman yang digenapkan oleh firman Allah itu.  Allah memberkati dengan limpah sembilan persepuluh, sehingga berkat itu dirasakan lebih banyak dari semua bagian penghasilan yang diperoleh.

4. MENGAPA ALLAH MEMERLUKAN PERSEPULUHAN ?  

Sebenarnya Tuhan tidak memerlukan persepuluhan kita.  Allah tidak memerlukan bagian uang penghasilan dan harta kita.  Allah semesta Alam, adalah Allah Yang Mahakuasa dan Mahakaya.  Ialah Khalik semesta alam sekalian !
"Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya."  Mazmur 24:1.
Ini berarti mencakup segala harta kekayaan di dalam dunia ini, karena dijelaskan pula,
"Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam."  Hagai 2:9
Bahkan segala manusia, pria, wanita, anak-anak di dalam dunia ini adalah ciptaan Allah adanya.  Pada waktu manusia jatuh berdosa kepada Allah maka "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."  Lukas 19:10.
Untuk menyelamatkan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dan yang akan binasa itu, Allah telah membayar dengan harga yang sangat mahal -- yaitu dengan menyerahkan hidup Anak-Nya Yesus Kristus.
"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar, karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"  1 Korintus 6:20.
Bukan saja kita manusia telah ditebus dengan hanya hidup Yesus Kristus, tetapi juga kehidupan kita sekarang ini adalah semata-mata bergantung pada kuasa Allah.

5. PERSEMBAHAN  

Oleh karena pengertian bekerjasama dengan Allah itu, berarti pula bahwa kita mengembalikan kepada Allah sesuatu yang sebenarnya menjadi milik Allah sendiri, maka kita bukan "memberi" kepada Allah.  Apabila kita mengembalikan persepuluhan itu sebenarnya kita "melakukan kewajiban" kita kepada Allah.
"Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!"   Maleakhi 3:9
Namun demikian pengembalian persepuluhan atau pembayaran persepuluhan itu adalah menjadi tanda kesetiaan dan kejujuran kita kepada Allah.  Ini dapat dilakukan dengan baik jika didasarkan dan didorong oleh rasa tanggung jawab, kasih dan dengan suka hati.
"Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan  dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."  2 Korintus 9:7.
Ayat di atas ini menyatakan bahwa Allah menghendaki umat-Nya di samping menjadi setia dan jujur dalam hal persepuluhan agar umat tidak kikir, melainkan suka memberi persembahan-persembahan lainnya untuk pekerjaan Tuhan.
Seorang yang merasa bahwa Allah telah memberkati dia dalam perusahaannya, perkebunannya, atau dalam berbagai kegiatannya, maka di samping persepuluhan ia dapat memberikan kepada Allah persembahan syukur.  Ada pula rasa terima kasih seseorang dengan persembahan ini, apabila ia merasa telah diselamatkan dari suatu bencana, kesembuhan dari penyakit atau berhasil mencapai suatu cita-cita.
Dengan demikian, lebih banyak kita memberikan untuk Tuhan, lebih banyak pula berkat kita peroleh daripada-Nya.  Tetapi lebih banyak kita menahan dan tidak memberikan bagian Tuhan, lebih banyak pula berkat kita akan hilang.
"Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit, kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang, kamu minum, tetapi tidak sampai puas, kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas, dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlubang !
"Beginilah firman TUHAN semesta alam,  perhatikanlah keadaanmu !
"Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya.  Oleh karena apa ? demikianlah firman TUHAN semesta alam.  Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri."  Hagai 1:6,7,9.
Banyak orang dapat membuktikan kebenaran firman ini.  Mereka mengalami kesusahan karena menggunakan bagian harta milik Allah, yaitu persepuluhan dan persembahan.
Yesus Kristus menasihatkan kita, "Berilah dan kamu akan diberi."  Lukas 6:38.
Dan lagi kata Rasul Paulus,
"Sebab jika kamu rela  untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu."  2 Korintus 8:12.
"Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai."  1 Korintus 4:2.

Doa

Bapa di surga, ajarkanlah aku, Tuhan, menurut kehendak Allah dan setia mempersembahkan persepuluhan dan persembahan.  Jauhkanlah dari padaku hati yang kikir dan berikan padaku iman dan kebijaksanaan mengatur segala berkat dan uang untuk diserahkan kepada Tuhan dengan kasih dan sukacita, karena Yesus telah menyerahkan diri-Nya untuk keselamatanku.  Amin

Seri Pelajaran HIDUP BARU Kursus Alkitab Online

Back

Halaman Utama (Judulē Pelajaran)

Next