Pendahuluan :
Kita
telah pelajari dalam pelajaran terdahulu bahwa apabila kita menerima Yesus
Kristus sebagai Juruselamat pribadi kita, kemudian kita menjadi anggota
keluarga Allah yang besar di dalam gereja. Di sinilah kita berada di
dalam suatu persekutuan dengan umat Allah dan Yesus Kristus. Dalam
persekutuan inilah kita menjadi satu, baik dalam perhatian dan
cita-cita kita dipersatukan dengan hati Allah, dan segala sesuatu kegiatan
dan pikiran kita dipasrahkan kepada kehendak Ilahi. Bahkan seluruh
kehidupan dan segala sesuatu yang kita miliki adalah guna kepentingan
bersama, untuk Tuhan dan keselamatan kita.
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Yohanes 3:16.
Disinilah terletak sifat yang angung dari Yesus Kristus, yaitu pengorbanan.
Seseorang yang percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya,
dan mengasihi Dia, harus pula menyatakan sifat-sifat pengorbanan dalam
kehidupannya.
Yesus mengatakan bahwa kasih itu adalah menggenapi hukum. Ketika
seorang muda datang kepada Yesus dengan pertanyaan apa yang harus
diperbuatnya untuk mewarisi hidup kekal, Yesus telah menguhi kasih orang
muda itu dengan menyatakan kepadanya agar ia menjual harta bendanya dan
memberikan kepada orang miskin.
Agama Yesus Kristus bukanlah mengajarkan mencintai diri sendiri, melainkan
sesuai dengan maksud Ilahi, mereka bekerja sama denganAllah membangun satu
kerajaan perdamaian dan kebenaran yang memberikan kepuasan rohani dan
keselamatan bagi orang lain juga.
Dengan tidak mencintai diri sendiri, rela berkorban, suka berkorban untuk
keselamatan sesama manusia adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang
yang telah dilahirkan kembali di dalam keluarga Allah.
1. BEKERJASAMA DENGAN ALLAH
Bagaimanakah
kita dapat bekerjasama dengan Allah untuk membangun kerajaan-Nya dan
menyelamatkan sesama manusia ? Raja Daud telah mengemukakan
pertanyaan yang sama, "Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala
kebajikan-Nya kepadaku ?" Mazmur 116:12.
Rasul Paulus menyatakan dengan jelas hal ini ketika ia berkata sebagai
berikut, "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadahmu
yang sejati.
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak
Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."
Roma 12:1,2.
Di sinilah letaknya arti persekutuan sejati. Apabila kita mengetahui
bahwa Allah telah menyelamatkan kita oleh Yesus Kristus, maka kita pun
harus merasa suatu tanggung jawab kita terhadap Allah. Kehidupan
kita, waktu kita, tubuh kita, harta kita dan hati kita dengan rela kita
mempersembahkan kepada Allah sebagai bukti persekutuan kita dengan Allah.
Kita pun bekerjasama dengan Allah, karena perhatian kita dan keinginan
kita hanyalah di dalam rencana Allah dan menjadi satu dengan Allah.
Yesus menjelaskan tentang arti persekutuan itu dalam ayat berikut ini :
"Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk
orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka, supaya mereka
semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di
dalam engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku. Akudi dalam mereka dan Engkau di
dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa
Engkau mengashihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku."
Yohanes 17:20,21,23.
Apabila kita bersatu dengan Allah oleh Yesus Kristus, maka hati kita,
hidup kita dan harta-benda kita pun akan kita atur sesuai dengankehendak
Allah. mengapa demikian ? Karena kita menyadari bahwa
kehidupan kita ini, adalah milik Allah, dan kita tidak dapat hidup atau
bergerak dengan kekuatan kita sendiri. Perhatikanlah bunyi ayat
Kitab Suci ini :
"Dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia
kekurangan apa-apa. Karena Dialah yang memberikan hidup dan
napas dan segala sesuatu kepada semua orang. "Sebab di dalam
Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada." Kisah Para
Rasul 17:25,28.
Nyatalah bahwa kita tidak mempunyai apa-apa kecuali bergantung kepada
Allah dalam segala sesuatu-hidup, napas dan segala sesuatu!
"Tetapi haruslah engkau ungat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah
yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan..."
Ulangan 8:18.
2. MENGASIHI ALLAH DENGAN HARTA KITA
Pernahkah
saudara memperhatikan reaksi dari seseorang apabila ada orang lain
bersikap kikir dan mementingkan diri sendiri terhadapnya ? Sifat
demikian biasanya menimbulkan reaksi yang sama pula. Tetapi
bagaimanakah reaksi seseorang jika ia diperlakukan dengan sifat suka
memberi, mengasihi dan tidak kikir ? Ini pasti mengundang sambutan
yang sama pula.
"Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum,
ia sendiri akan diberi minum." Amsal 11:25. Kitab Suci
memberikan pula nasihat sebagai berikut : 'Muliakanlah TUHAN dengan
hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu."
Amsal 3:9
Kita bertanya, 'Bagaimanakah seharusnya kita menghormati Allah dengan
harta kita ? Adakah petunjuk yang tepat dalam Kitab Suci mengenai hal itu
?
Memang benar, bahwa peraturan itu sudah diberikan Allah kepada umat-Nya
sejak zaman dulu kala. Peratuan itu adalah sangat terinci sampai
kepada segala hasil bumi dan hewan.
"Mengenai segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil
benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN, itulah
persembahan kudus bagi Tuhan.
Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing
domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu
dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN."
Imamat 27:30,32.
Persepuluhan artinya sepersepuluh. Di sinilah Allah telah menyatakan
dengan jelas bahwa persekutuan kita dengan Allah, menuntut suatu
pengembalian kepada-Nya sepersepuluh dari penghasilan kita, atau
sepersepuluh dari keuntungan kita dari perusahaan, atau sepersepuluh dari
upah atau gaji kita.
Mungkin kita bertanya, bukankah peraturan persepuluhan itu hanya berlaku
bagi bangsa Yahudi yaitu dalam zaman Perjanjian Lama ? Untuk apakah
persepuluhan itu digunakan ? Kita mengetahui bahwa sejak
manusia jatuh ke dalam dosa, Allah mempunyai pekerjaan yang besar, yaitu
rencana keselamatan bagi umat manusia.
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu."
Matius 28:19,20.
Jauh sebelum Allah memberikan peraturan tentang persepuluhan ini kepada
bangsa Yahudi, Allah telah menentukan dan memberkati satu rencana untuk
membiayai pekerjaan Injil-Nya di atas dunia ini.
Kita baca dalam Alkitab bahwa Ibrahim telah memberikan persepuluhan kepada
Melkisedek, yaitu "Imam Allah"
"Melkisedek, Raja Salam membawa roti dan anggur, ia seorang imam
Allah yang Mahatinggi. Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah
Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu."
'Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya."
Kejadian 14:18,20.
Demikian pula Yakub telah membuat perjanjian memberikan persepuluhan
kepada Tuhan.
"Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akanselalu
kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu." Kejadian 28:22.
Peraturan persepuluhan ini bukanlah hanya untuk bangsa Israel saja, karena
jauh sebelum bangsa Israel ada, peraturan ini sudah dilaksanakan oleh
hamba-hamba Allah.
Dalam perhambaan Israel di Mesir tampaknya peraturan ini telah dilalaikan
namun setelah bangsa Israel dibebaskna dan kembali ke Kanaan, Allah telah
mengingatkan lagi kepada mereka tentang peraturan persepuluhan itu.
Peraturan persepuluhan itu telah dilaksanakan oleh umat Allah sepanjang
zaman dalam Perjanjian Lama, tetapi bukan hanya berlaku dalam zaman itu
saja, melainkan terus di zaman Perjanjian Baru dan sepanjang zaman hingga
sekarang ini.
Yesus Kristus telah memperkuat pula peraturan persepuluhan itu ketika Ia
berkata : "Celakalah kamu, hari ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih,
adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum
Taurat kamu abaikan, yaitu : keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan."
Matius 23:23.
Adapun bagian kalimat "dan yang lain itu pun jangan ditinggalkan,"
Yesus maksudkan persepuluhan.
Untuk apakah persepuluhan itu digunakan ? Dalam zaman Perjanjian
Lama, sesuai dengan rencana Allah, maka imam-imam yang melayani pekerjaan
bait suci, mendapat biaya kehidupan mereka daripada "harta suci",
"uang Tuha" - yaitu persepuluhan.
"Mengenai bangsa Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala
persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya,
untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada kemah
Pertemuan." Bilangan 18:21.
Dalam zaman Perjanjian Baru demikian pula, bahwa kegiatan gereja Kristus
ditunjang dengan sistem perpuluhan.
"Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus
mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang
melayani mezbah, mendapat bagian mereka dari mezbah itu ?
"Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang membertakan
Injil, harus hidup dari pemberitaah Injil itu." 1 Korintus 9:13,14.
Jelaslah dalam dua ayat di atas ini, bahwa Allah mempunyai bagian dalam
segala penghasilan kita yaitu sepersepuluh, yang digunakan untuk pekerjaan
pelayanan di dalam gereja-gereja Tuhan. Bukanlah maksud Allah agar
imam-imam atau pendeta-pendeta itu, harus lalaikan atau tinggalkan
pekerjaan lain untuk memperoleh biaya hidup, dan bukan pula maksud Allah,
agar dengan persepuluhan itu, hamba-hamba Allah hidup dalam kemewahan !
Adapun rencana Allah, bahwa Ia yang menyediakan biaya itu guna kelancaran
dan kemajuan pekerjaan-Nya di atas dunia ini, agar tiap umat Allah harus
setia mengembalikan kepada Allah bagian-Nya yaitu sepersepuluh dari segala
penghasilan mereka.
Tidaklah dibenarkan oleh Allah, bahwa seseorang harus mengatur sendiri
persepuluhannya untuk digunakan kepada pekerjaan kebajikan, atau
menyerahkan sendiri kepada pemimpin-pemimpin gereja, melainkan haruslah
digunakan menurut saluran yang telah diatur di dalam Alkitab dan untuk
maksud tertentu pula.
3. BAGAIMANA MENGHITUNG DAN MEMBERI PERSEPULUHAN
Allah
telah memberi perintah kepada kita untuk mengasingkan sepersepuluh dari
segala penghasilan kita, untuk Dia, sebagai suci adanya, dan digunakan
untuk maksud-maksud yang suci dalam pekerjaan Tuhan di dunia ini.
Di Taman Firdaus dulu kala, Allah telah mengasingkan satu pohon yang
dinyatakan-Nya sebagai milik-Nya dan kepada Adam dan Hawa
diperintahkan-Nya agar jangan menjamah atau memakan dari buahnya.
Dalam 10 Hukum Allah, telah diperintahkan-Nya agar pada Hari Sabat, yaitu
hukum keempat, umat-Nya berbakti kepada Allah, dan tidak boleh bekerja,
karena enam hari diberikan kepada manusia, tetapi hari ketujuh adalah
"Sabat Tuhan Allahmu", dan hari itu adalah suci bagi Tuhan.
Demikian pula dari semua penghasilan kita Allah memerintahkan bahwa
sepersepuluh adalah milik-Nya dan sepersepuluh itu adalah suci bagi Tuhan.
Demikian pula dari semua penghasilan kita Allah memerintahkan bahwa
sepersepuluh adalah milik-Nya dan sepersepuluh itu adalah suci bagi Allah.
Sepersepuluh dari hasil kebun padi atau buah-buahan, dan sebagainya, atau
pemberian, hadiah yang diberikan kepada kita, atau hasil ternak, kambing,
domba, ayam, telur, atau dari penghasilan uang gaji kita.
Para petani harus menghitung persepuluhan dari hasil pertaniannya.
Pengusaha menghitung persepuluhan dari keuntungannya. Pekerja yang
mendapat gaji, menghitung persepuluhan dari gajinya. Apabila ia
menerima gaji Rp. 10.000,- maka Rp. 1000,- adalah persepuluhan untuk Tuhan.
Pemberian hadiahpun harus dihitung perpuluhannya. Jika kita
menerima hadiah Rp. 1000,- maka Rp. 100,- adalah persepuluhan untuk Tuhan.
Lebih jauh Alkitab menjelaskan bahwa bagi orang yang tidak jujur dalam
memberikan persepuluhan dinyatakan bersalah menipu Allah, dan orang yang
demikian itu akan kehilangan berkat dari Allah.
"Bolehkah manusia menipu Allah ? Namun kamu menipu Aku. Tetapi
kamu berkata, "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau ?"
Mengenai persembahan dan persepuluhan dan persembahan khusus ! "Kamu
telah kena kutuk, tetapi kami masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!"
Maleakhi 3:8,9.
Berbeda dengan amaran tegas dalam ayat di atas ini, Allah menjanjikan
perjanjian yang indah bagi mereka yang setia memberikan kepada Allah
persepuluhan itu dengan roh kasih dan kejujuran.
"Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku,
firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai
berkelimpahan !" Maleakhi 3:10.
Persepuluhan kita haruslah dibawa dan diserahkan kepada perbendaharaan
rumah Tuhan, jadi bukan diserahkan kepada perorangan atau digunakan untuk
maksud tertentu menurut kemauan kita sendiri. Beribu-ribu orang
Kristen yang telah mencobai perjanjian Allah itu dan mereka membenarkan
pengalaman yang digenapkan oleh firman Allah itu. Allah memberkati
dengan limpah sembilan persepuluh, sehingga berkat itu dirasakan lebih
banyak dari semua bagian penghasilan yang diperoleh.
4. MENGAPA ALLAH MEMERLUKAN PERSEPULUHAN ?
Sebenarnya
Tuhan tidak memerlukan persepuluhan kita. Allah tidak memerlukan
bagian uang penghasilan dan harta kita. Allah semesta Alam, adalah
Allah Yang Mahakuasa dan Mahakaya. Ialah
Khalik semesta alam
sekalian !
"Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang
diam di dalamnya." Mazmur 24:1.
Ini berarti mencakup segala harta kekayaan di dalam dunia ini, karena
dijelaskan pula,
"Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman
TUHAN semesta alam." Hagai 2:9
Bahkan segala manusia, pria, wanita, anak-anak di dalam dunia ini adalah
ciptaan Allah adanya. Pada waktu manusia jatuh berdosa kepada Allah
maka "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang
hilang." Lukas 19:10.
Untuk menyelamatkan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dan yang akan
binasa itu, Allah telah membayar dengan harga yang sangat mahal -- yaitu
dengan menyerahkan hidup Anak-Nya Yesus Kristus.
"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar, karena itu
muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" 1 Korintus 6:20.
Bukan saja kita manusia telah ditebus dengan hanya hidup Yesus Kristus,
tetapi juga kehidupan kita sekarang ini adalah semata-mata bergantung pada
kuasa Allah.
5. PERSEMBAHAN
Oleh karena pengertian bekerjasama dengan
Allah itu, berarti pula bahwa kita mengembalikan kepada Allah sesuatu yang
sebenarnya menjadi milik Allah sendiri, maka kita bukan "memberi"
kepada Allah. Apabila kita mengembalikan persepuluhan itu sebenarnya
kita "melakukan kewajiban" kita kepada Allah.
"Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh
bangsa!" Maleakhi 3:9
Namun demikian pengembalian persepuluhan atau pembayaran persepuluhan itu
adalah menjadi tanda kesetiaan dan kejujuran kita kepada Allah. Ini
dapat dilakukan dengan baik jika didasarkan dan didorong oleh rasa
tanggung jawab, kasih dan dengan suka hati.
"Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan
dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang
memberi dengan sukacita." 2 Korintus 9:7.
Ayat di atas ini menyatakan bahwa Allah menghendaki umat-Nya di samping
menjadi setia dan jujur dalam hal persepuluhan agar umat tidak kikir,
melainkan suka memberi persembahan-persembahan lainnya untuk pekerjaan
Tuhan.
Seorang yang merasa bahwa Allah telah memberkati dia dalam perusahaannya,
perkebunannya, atau dalam berbagai kegiatannya, maka di samping
persepuluhan ia dapat memberikan kepada Allah persembahan syukur.
Ada pula rasa terima kasih seseorang dengan persembahan ini, apabila ia
merasa telah diselamatkan dari suatu bencana, kesembuhan dari penyakit
atau berhasil mencapai suatu cita-cita.
Dengan demikian, lebih banyak kita memberikan untuk Tuhan, lebih banyak
pula berkat kita peroleh daripada-Nya. Tetapi lebih banyak kita
menahan dan tidak memberikan bagian Tuhan, lebih banyak pula berkat kita
akan hilang.
"Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit, kamu makan,
tetapi tidak sampai kenyang, kamu minum, tetapi tidak sampai puas, kamu
berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas, dan orang yang bekerja
untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang
berlubang !
"Beginilah firman TUHAN semesta alam, perhatikanlah keadaanmu !
"Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu
membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa ?
demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang
tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan
rumahnya sendiri." Hagai 1:6,7,9.
Banyak orang dapat membuktikan kebenaran firman ini. Mereka
mengalami kesusahan karena menggunakan bagian harta milik Allah, yaitu
persepuluhan dan persembahan.
Yesus Kristus menasihatkan kita, "Berilah dan kamu akan diberi."
Lukas 6:38.
Dan lagi kata Rasul Paulus,
"Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan
diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada
padamu." 2 Korintus 8:12.
"Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah,
bahwa mereka ternyata dapat dipercayai." 1 Korintus 4:2.
Doa
Bapa di surga, ajarkanlah aku, Tuhan, menurut kehendak Allah dan
setia mempersembahkan persepuluhan dan persembahan. Jauhkanlah
dari padaku hati yang kikir dan berikan padaku iman dan kebijaksanaan
mengatur segala berkat dan uang untuk diserahkan kepada Tuhan dengan
kasih dan sukacita, karena Yesus telah menyerahkan diri-Nya untuk
keselamatanku. Amin
|
|