Pendahuluan :
Hari
Sabat yang menurut Alkitab adalah sebagai hari suci bagi manusia.
Namun hal itu telah menjadi suatu persoalan sejak beratus tahun dulu.
Ada orang melihat kepada ajaran tentang hari Sabat itu, langsung
menghubungkannya dengan agama Yahudi. Khususnya di kalangan
kebanyakan golongan agama Kristen mempunyai kesimpulan bahwa ajaran
tentang hari Sabat itu adalah peraturan Perjanjian Lama yang menurut
kesimpulan itu sudah diubahkan dengan peraturan Perjanjian Baru.
Ada pula orang yang menganggap bahwa perintah Tuhan tentang penyucian hari
Sabat di dalam 10 Hukum Allah itu, tetap berlaku sepanjang masa, namun
hari Sabat itu tidaklah dikhususkan kepada hari tertentu. Dan yang
jelas diterima dan dilaksanakan oleh kebanyakan umat Kristen sekarang ini
ialah penyucian hari Minggu, sebagai hari kebaktian, dengan alasan, ialah
karena itu adalah hari kebangkitan Yesus Kristus.
Sementara itu masih ada lagi yang tetap melaksanakan perintah Hukum hari
Sabat itu sebagaimana yang diajarkan dari dalam Kitab Suci. Mereka
yang tetap mempertahankan penyucian hari Sabat, yaitu hari ketujuh,
melihat bahwa sebagai Hukum yang keempat dari Sepuluh Hukum Allah, tidak
dapat diubahkan dan tidak dapat dipisahkan dari Sepuluh Hukum itu.
Lebih jauh lagi bahwa penyucian hari Sabat, yaitu hari ketujuh bukan hanya
menyangkut soal Hukum saja tetapi mempunyai arti dan nilai-nilai rohani
yang khusus pada hari itu sesuai dengan rencana Allah yang dijanjikan bagi
umat-Nya yang tidak dijanjikan pada hari lain.
Kemudian kita melihat pula adanya orang yang tidak yakin mengenai
penyucian hari Minggu tetapi masih agak ragu terhadap hari Sabat itu namun
berusaha mempelajari persoalan ini dengan lebih saksama agar memperoleh
kebenaran.
Dengan demikian timbul beberapa pertanyaan yang memerlukan jawaban tentang
hari Sabat itu! Apakah sebenarnya hari Sabat itu ?
Apakah benar bahwa penyucian Sabat, hari ketujuh itu sudah diubahkan dan
tidak berlaku sekarang ini ? Untuk siapakah sebenarnya hari Sabat
itu diberikan, bangsa Yahudi sajakah atau untuk umat manusia sepanjang
zaman ? Apakah penyucian hari Sabat itu berarti penyucian hari mana
saja yang disukai ? Manakah sebenarnya penyucian hari Sabat yang
benar.
1. SABAT HARI KETUJUH
Adapun
bunyi Hukum hari Sabat dalam Sepuluh Hukum Allah itu, sebagai berikut :
"Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Enam hari lamanya engkau
bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi
hari ketujuh adalah hari
Sabat TUHAN, Allahmu, maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau
anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau
hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanyaTUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala
isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN
memberkati hari Sabat dan menguduskannya." Keluaran
20:8-11
(lihat contoh gambar kalender
baik yang di website ini ataupun di rumah anda, perhitungan hari dimulai
dari minggu (sun) yang berarti hari pertama dan berakhir hari sabtu (sat)
yang berarti hari ketujuh).
Dari bunyi hukum itu dapatlah dengan jelas kita ketahui, apakah sebenarnya
hari Sabat itu. Satu kenyataan yang jelas tentang apa dan
mengapa hari Sabat itu, ialah karena dalam enam hari Allah telah
menjadikan langit dan bumi, dan berhenti pada hari yang ketujuh.
Dengan lain perkataan, bahwa hari Sabat itu adalah suatu hari peringatan
penciptaan dunia. Dengan demikian, maka tiap Sabat menarik pikiran
kita kepada kuasa Allah yang telah menjadikan dunia ini.
Jelas pula dalam hukum itu dan tidak perlu disalahtafsirkan lagi bahwa
hari Sabat itu hari yang "harus disucikan", itulah hari yang
ketujuh" dan hari itulah "hari Tuhan" dan "hari yang
diberkati".
Tegasnya tiap kali kita tiba pada hari Sabat yaitu hari ketujuh dalam
minggu, memperingatkan kita tentang kuasa Allah yang menciptakan semesta
alam. Dan kebaktian pada hari itu adalah suatu tanda pengakuan kita
terhadap kuasa Allah dalam hidup kita.
Dengan kata lain penyucian hari Sabat itu menjadi suatu tanda kesetiaan
kita kepada Khalik Pencipta, suatu tugu peringatan tentang kuasa-Nya yang
menciptakan dunia ini.
2. SABAT ALLAH YANG BENAR
Dari
manakah asal mulanya Sabat itu ? Benarkah Sabat itu dikhususkan bagi
bangsa Yahudi atau bagi semua bangsa manusia ? Sebenarnya Sabat itu
pertama kali telah diberikan oleh Allah sendiri kepada Adam dan Hawa di
Taman Eden.
Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang
dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari yang ketujuh dari segala
pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu." Kejadian
2:2,3.
Sangat jelas ! Tidak perlu dipersoalkan lagi, tentang hari
"ketujuh" itulah hari "Sabat". Apa yang terjadi
pada hari itu ? Allah berhenti dan memberkati hari itu, dan menyucikannya.
Dengan memberkati hari itu, dan menyucikannya. Dengan kata lain
Allah mengkhususkan hari yang ketujuh itu, untuk maksud-maksudnya yang
suci. Dengan demikian Sabat, hari ketujuh itu, bukanlah peraturan
dan ketentuan yang dibuat oleh manusia, melainkan oleh Allah sendiri.
2500 tahun kemudian, ketika Allah memberikan 10 Firman, yaitu 10 Hukum
Allah di atas dua loh batu di Gunung Sinai, Allah tidak membuat perubahan
tentang hari Sabat, melainkan tetap diberikannya kepada manusia supaya
menyucikan hari ketujuh, yaitu hari Sabat sebagai tanda kuasa Allah yang
telah menjadikan langit dan bumi.
Apakah Sabat itu untuk orang Yahudi saja ? Kalau benar menurut
dugaan orang bahwa hari Sabat hukum keempat itu hanya untuk orang Yahudi
saja, maka sudah tentu Sepuluh Hukum itu juga hanya untuk orang Yahudi,
dan hanya orang Yahudi sajalah yang dilarang, jangan mencuri, jangan
membunuh dan seterusnya ! Tidakkah demikian bukan ?
Lebih jauh lagi, bahwa hari Sabat itu sudah dimulai sejak di taman Eden,
dan sudah sebanyak 130.000 kali disucikan sebelum bangsa Yahudi itu muncul
sebagai satu bangsa. Tegasnya sebelum bangsa Yahudi itu lahir,
hari Sabat sudah lama dipelihara dan disucikan umat Allah.
"Lalu kata Yesus kepada mereka, Hari Sabat diadakan untuk manusia dan
bukan manusia untuk hari SABAT, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas
hari Sabat." Markus 2:27,28.
Oleh karena Yesus adalah Khalik, Ia telah menjadikan hari Sabat pada mula
pertama,maka hari Sabat itu adalah dari Yesus Kristus dan itulah hari yang
benar dan disucikan oleh umat Allah. Itulah juga hari yang Yesus
sendiri sucikan.
"Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya
pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari
Alkitab." Lukas 4:16.
3. HARI SABAT SATU TANDA
Lebih
lanjut, apa lagi yang dikatakan oleh Allah tentang hari Sabat itu ?
"Katakanlah kepada orang Israel, demikian, Tetapi hari-hari Sabat-Ku
harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu,
turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang
menguduskan
kamu." Keluaran 31:13.
"Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan
di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN,
yang menguduskan mereka." Yehezkiel 20:12.
Hari Sabat itu adalah tanda umat Allah, panji yang meninggikan kebesaran
Allah dan meterai yang menyatakan kekuasaan Allah yang telah menciptakan
semesta alam. Sabat itu pula adalah tanda kenyataan kebesaran
pemerintahan Allah.
Satu pemerintahan dunia dapat dikenal dengan adanya beberapa tanda atau
ciri-ciri khusus. Misalnya dalam kehidupan sosial, kebudayaan,
agama dan sebagainya. Yang menonjol dalam ciri khas satu bangsa
ialah bahasa, dan bendera bangsa itu. Bagaimana jika seorang warga
negara Indonesia yang menyatakan dirinya bahwa ia mencintai negara
Indonesia, tetapi pada suatu ketika ia menginjak-injak bendera kebangsaan
Indonesia
di bawah tapak kakinya ? Atau ia yang mengaku mencintai
negara Indonesia tetapi mengibarkan bendera negara lain di depan rumahnya
? Kita pasti menilai bahwa tindakan itu adalah suatu penghianatan !
Hari Sabat adalah tanda khusus antara Allah dan umat-Nya. Hari Sabat
itu adalah bendera, panji yang menyatakan lambang Allah sebagai Khalik
Pencipta alam semesta. Itu adalah hari suci, dan patut
disucikan oleh umat Allah yang mengakui mencintai Tuhan dengan segenap
hati, tubuh dan jiwa ! Namun demikian betapa banyak orang yang
mengaku percaya kepada Allah, tetapi memperlakukan hari Sabat Tuhan itu,
yaitu panji kebesaran Allah itu dengan dipijak-pijak di bawah telapak kaki
mereka, enggan untuk menyucikannya, dan berbuat khianat mengibarkan
bendera lain bagi dirinya sendiri !
4. TELADAN BAGAIMANA MENYUCIKAN SABAT
Yesus
disalibkan pada hari Jumat, yaitu hari yang disebut, hari persiapan untuk
Sabat, yang mulai berlaku ketika matahari terbenam pada hari Jumat itu.
Yesus mati di sa lib pada petang hari itu dan Yusuf dari Arimatea
menurunkan jenazah-Nya dan meletakkan dalam kubur.
Ada orang beranggapan bahwa oleh karena Yesus bangkit pada hari Minggu
maka hari Sabat itu dengan sendirinya diganti dengan hari Minggu sebagai
hari kebangkitan. Namun demikian alasan ini walaupun bagus
kedengarannya tetap tidaklah mempunyai dasar kebenaran Kitab Suci !
Perhatikanlah peristiwa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu :
"Hari itu adalah hari persiapan dan Sabat hampir mulai. Dan
perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea,
ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya
dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut
Hukum Taurat." Lukas 23:54-56.
Dalam Lukas 24:1, dijelaskan pula bahwa
"Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke
kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka."
Ayat ini tidak menunjukkan bahwa oleh karena peristiwa kebangkitan Yesus
terjadi pada hari Minggu, maka hari Sabat hukum keempat itu sudah harus
diganti dengan hari kebangkitan.
Setelah Yesus bangkit dan naik ke surga, rasul-rasul dan pengikut-pengikut
Yesus tetap memelihara hari Sabat karena Yesus sendiri "Tuhan atas
hari Sabat itu" (Markus 2:17,28), tidak pernah mengatakan sesuatu
tentang hari Minggu.
Dikatakan tentang Rasul Paulus yang memberitakan tentang Yesus Kristus
setelah lama Ia naik ke surga, ketika berada di kota Korintus, bahwa :
"Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan
berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan - orang-orang Yunani.
Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia
mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka." Kisah
18:4,11.
Rasul Paulus mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atas hari Sabat
kepada manusia, tidak pernah mengubahkan Sabat itu, "Seperti biasa
Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat
berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci."
Kisah Para Rasul 17:2,3.
5. BERKAT DAN KEBAHAGIAAN MEMELIHARA HARI SABAT
Hari Sabat tidak akan menyelamatkan
seseorang. Manusia tidak diselamatkan karena perbuatan dan penurutan
pada Hukum Allah, karena manusia diselamatkan hanya oleh
karunia Yesus Kristus. Namun
demikian seorang yang percaya kepada
Yesus Kristus dan menerima karunia daripada-Nya haruslah menjadi seorang
yang bukan pelanggar hukum Allah melainkan penurut hukum itu, termasuk
pula penurutan untuk menyucikan hari Sabat, hukum keempat.
Beberapa berkat dan kebahagiaan seseorang apabila ia memelihara hari Sabat
dapat dikemukakan sebagai berikut :
- Oleh
karena Sabat itu suatu tugu peringatan tentang kuasa Khalik yang
menciptakan semesta alam maka pemeliharaan Sabat berarti memperkuat
tugu peringatan itu bagi Khalik kita. Dengan demikian Sabat itu
memberikan kesempatan bagi kita untuk memperoleh hubungan yang erat
dengan Khalik oleh mempelajari keajaiban alam dan mendapatkan kekuatan
rohani.
- Dalam
perbaktian kita pada hari itu, kehadiran Yesus Kristus, oleh Roh Suci
akan meliputi kehidupan kita, karena pada waktu itu segala urusan
keduniawian tidak kita lakukan, melainkan hanyala urusan kerohanian
adanya. Maka suasana kebahagiaan batin dalam jiwa kita akan
dinikmati.
- Hari
Sabat itu memberikan pula kesempatan bagi kita untuk bertemu dan
berbakti bersama-sama, dalam pertemuan kebaktian umat Tuhan, suatu
pertemuan yang memberikan suasana kesenangan dan kebahagiaan rohani.
- Hari
Sabat menjadi pula hari bagi kita untuk membantu meringankan
penderitaan sesama manusia, melawat orang sakit, memberikan makanan
atau pakaian kepada orang-orang yang memerlukan. Hari Sabat
adalah hari kesukaan dan kebahagiaan, "Karena itu boleh berbuat
baik pada hari Sabat." Matius 12:12.
- Hari
Sabat adalah hari di mana ikatan keluarga akan lebih dipererat, Ayah,
Ibu dan Anak-anak tidak bekerja atau tidak ke sekolah. Mereka
berkumpul bersama-sama untuk berdoa, membaca firman Allah atau
buku-buku yang memberikan kekuatan rohani bagi jiwa.
Kesempatan ini jarang diperoleh pada hari lain.
- Hari
Sabat dirasakan sebagai satu di mana Tuhan akan memberikan lebih
banyak berkat dan kekuatan rohani apabila tiap orang berbakti pada
hari itu dengan sebenarnya.
- Hari
Sabat memberikan pula suatu suasana kedamaian dan kebahagiaan.
Seolah-olah sedang melatih diri kita untuk menikmati kebaktian hari
Sabat yang sangat besar dalam dunia baru, di kerajaan surga.
Karena
telah dijanjikan, "Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat,
maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku,
firman TUHAN." Yesaya 66:23.
"Apabila engkau tidak menginjak-injak Hukum Sabat dan tidak melakukan
urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari
kenikmatan" dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia" apabila
engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan
tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan
bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi
puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan, Aku akan memberi
makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah
yang mengatakannya." Yesaya 58:13,14.
Maukah saudara mendapatkan damai bahagia dan ketenangan jiwa ?
Maukah saudara menikmati arti hidup yang sebenarnya dengan kekuatan rohani
yang sempurna ? Oleh memelihara dan menyucikan Sabat, saudara
menerima perjanjian, berkat Allah, kesucian hidup dan kebahagiaan abadi.
|