Pendahuluan
:
Sebagian
orang dalam zaman ini dengan berbagai alasan kini sedang meragukan isi
Alkitab. Ada orang
yang melihat kepada Alkitab itu dengan pandangan yang
kritis, namun dengan hati yang jujur ingin mencari kebenaran dari dalamnya.
Lain pula orang yang melihat kepada Alkitab dengan maksud hanya mencari
kesalahan semata-mata.
Adapula orang yang secara langsung menarik kesimpulan bahwa Alkitab itu
hanyalah tulisan manusia belaka! Dengan penuh rasa curiga sebagian orang
tidak mau menerima Alkitab, dengan alasan karena Alkitab telah mengalami
banyak perubahan dengan terjemahan-terjemahan di dalam berbagai bahasa di
dunia ini.
Alkitab telah menjadi pokok persoalan sejak berabad-abad lamanya, dan
hingga sekarang ini. Beberapa pertanyaan masih terus dilancarkan orang
terhadap Alkitab itu. Apakah sebenarnya Alkitab itu ? Dari manakah sumber
asli tulisan-tulisan Alkitab itu ? Benarkah Alkitab itu firman Allah ?
Bagaimanakah firman itu disampaikan kepada manusia ? Apakah gunanya
Alkitab itu bagi manusia ?
Untuk mendapatkan kesimpulan tentang kebenarnannya Alkitab sebagai firman
Allah maupun kesimpulan tentang segala keragu-raguan orang terhadap
Alkitab itu, kita perlu menyelidiki Alkitab itu sendiri dengan keyakinan
dan dengan hati yang jujur. Langkah pertama yang harus kita laksanakan
ialah menyelidiki apa yang dikatakan oleh Alkitab itu menurut otoritasnya
sendiri.
1.
APAKAH ALKITAB ITU ?
Alkitab
itu telah dikenal sebagai satu buku yang terus-menerus menjadi pokok
perdebatan di kalangan banyak orang. Namun Alkitab itu sendiri menerima
segala tantangan dari berbagai pihak dan menyatakan dirinya sesuai dengan
kebenaran yang terdapat di dalamnya.
Sebenarnya Alkitab yang kita kenal sekarang ini bukanlah terdiri dari satu
buku saja, melainkan adalah suatu koleksi dari buku-buku, tulisan-tulisan
dan surat- surat, yang semuanya berjumlah 66 buah. Alkitab itu terdiri
atas dua bagian yang masing-masing disebut "Perjanjian Lama" dan
"Perjan jian Baru". Perjanjian Lama terdiri dari 39 buku dan
Perjanjian Baru 27 buku. Sebenarnya Alkitab itu adalah buku tua. Pembagian
yang dibuat antara "Perjanjian Lama" dan "Perjanjian Baru"
ditulis sesudah Kristus. Tidak kurang dari 40 orang yang telah menulis
Alkitab itu, dan mereka adalah orang-orang yang menjadi jurubicara Allah,
walaupun mereka itu datang dari berbagai tingkat kehidupan. Nabi-nabi,
raja-raja, petani, nelayan, gembala, dokter, pemungut cukai. Ada yang
berpendidikan tinggi ada pula yang tidak berpendidikan.
Jangka waktu yang digunakan untuk menulis Alkitab itu dari buku pertama
sampai buku terakhir, adalah sekitar 1600 tahun, yaitu diperkirakan bahwa
buku pertama ditulis pada tahun 1400 S.M. dan buku terakhir ditulis pada
tahiun 100 M.
Allah telah berbicara kepada penulis-penulis firman-Nya, dalam bahasa
mereka sendiri, dan pekabaran-Nya itu tidak bertentangan. Sebelum
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, naskah- naskah Alkitab itu telah
ditulis dalam bahasa Ibrani, Aram untuk Perjanjian Lama dan bahasa Yunani
untuk Perjanjian Baru.
Biasanya tulisan dari penulis-penulis yang berbeda latar belakang
kehidupan dan pendidikan, tidak akan sesuai satu dengan yang lain bahkan
terdapat pertentangan-pertentangan. Apalagi jika penulis-penulis itu hidup
bukan dalam satu waktu di satu tempat melainkan di tempat yang
berbeda-beda, dalam jangka waktu yang berabad-abad lamanya. Hal itu pasti
terjadi dengan tulisan-tulisan yang lain. Tetapi tidak demikian halnya
dengan Alkitab. 66 buku ditulis oleh 40 penulis yang berbeda-beda, dalam
jangka waktu 1600 tahun, Alkitab itu sesuai satu dengan yang lain dan
sempurna, tidak terdapat pertentangan!
Inilah satu bukti bahwa tulisan-tulisan Alkitab bukanlah ditulis secara
kebetulan saja menurut kemauan penulis itu sendiri.
2.
ALLAH BERBICARA KEPADA MANUSIA
Orang
bertanya, apakah maksudnya Alkitab itu ditulis ? Dari manakah sumber asli
tulisan Alkitab itu ? Benarkah Alkitab itu firman Allah ?
Sebenarnya manusia dapat mengenal Allah dalam alam ciptaan yang menyatakan
kepada kita tentang kebesaran dan kemahakuasaan-Nya. Matahari menceritakan
kemuliaan Allah, bulan dan bintang-bintang serta segala planet menyatakan
tentang kebijaksanaan Allah, bahkan bunga-bunga dan rumput di padang
menyatakan tentang cinta-Nya. Namun demikian, kita bertanya,
pernahkah Allah bicara kepada manusia secara langsung dalam bahasa manusia
itu sendiri ? Jelas bahwa dalam segala zaman Allah telah memilih manusia
tertentu menjadi penulis-penulis bagi Allah. Melalui hamba-hamba yang
dipilih-Nya inilah Allah menyatakan kepada manusia, tentang Diri-Nya
sendiri, kuasa-Nya, cinta- Nya kepada manusia berdosa dan rencana
keselamatan yang telah disediakan-Nya.
Alkitab adalah buku yang besar yang dapat menjawab segala rahasia
kehidupan manusia dan di dalam Alkitab inilah Allah menyatakan pula
rencana-Nya dan kehendak-Nya bagi manusia. Alkitab buku pedoman untuk
menuntun manusia kepada hidup kekal.
"Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu mempunyai hidup yang
kekal, tetapi walaupun Kita-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku."
Yohanes 5:39.
3.
SUMBER TULISAN-TULISAN ALKITAB
Salah
satu ulasan yang dikemukakan orang atas keraguan dan penolakan mereka
terhadap Alkitab, yang tercakup di dalamnya Taurat, Zabur, dan Injil, ia lah menurut ulasan itu bahwa aslinya tidak ada lagi, dengan dalil bahwa
terjemahannya yang dibuat oleh banyak penulis telah menyebabkan Alkitab
itu bukan lagi sebagai wahyu dari Allah. Sangat disayangkan orang yang
ragu-ragu itu pun tidak dapat bertanggung jawab atas dalilnya itu, karena
ia sendiri tidak dapat menunjukkan kesalahan Alkitab dibandingkan dengan
yang aslinya!
Kalau demikian, apakah sebenarnya sumber tulisan Alkitab itu ? Apakah
Alkitab itu berasal daripada Allah ataukah hanya dari manusia ? Alkitab
menjawab sebagai beikut, "Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh
kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara
atas nama Allah." 2 Petrus 1:21.
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran." 2 Timotius 3:16.
"Setelah pada zaman dulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara
berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi."
Ibrani 1:1.
Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa, "Tuliskanlah semuanya ini
dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan." Keluaran 17:14.
"Kemudian Samuel menguraikan kepada bangsa itu tentang hak-hak
kerajaan, menuliskannya pada suatu piagam dan meletakkannya di hadapan
TUHAN." 1 Samuel 10:25.
"Ambillah Kitab gulungan dan tulislah di dalamnya segala perkataan
yang telah Kufirmankan kepadamu mengenai Israel, Yudea dan segala bangsa,
dari sejak Aku berbicara kepadamu, yakni dari sejak zaman Yosia, sampai
waktu ini." Yeremia 36:2.
Berdasarkan ayat-ayat di atas ini jelaslah bahwa Allah Sendirilah yang
menjadi sumber dari Alkitab, walaupun itu ditulis oleh tangan manusia.
Kebenaran yang terdapat dalam firman itu, adalah berasal dari Allah, namun
diucapkan dan disampaikan melalui manusia.
Perlu pula diketahui bahwa untuk menyelidiki Alkitab, harus dimengerti
bahwa dalam " Perjanjian Lama" terdapat Taurat, yang dikenal
pula sebagai lima buku Musa atau Pentateuch. Kemudian ada pula buku-buku
sejarah, yaitu dari Yosua sampai Ester. Buku-buku syair dari Ayub sampai
Amsal Salomo. Buku nabi-nabi besar, dari Yesaya sampai Daniel kemudian
nabi-nabi kecil dari Hosea sampai Maleakhi. Dalam Perjanjian Baru,
terdapat pula buku-buku sejarah yaitu empat injil, dan Kisah Para Rasul.
Kemudian surat-surat yang ditujukan kepada gereja-gereja Kristen yang
ditulis oleh para rasul dan akhirnya satu buku nubuatan, dalam Perjanjian
Baru yaitu buku Wahyu.
4.
BENARKAH ALKITAB ITU FIRMAN ALLAH
Tidaklah
sulit untuk mendapatkan bukti-bukti bahwa Alkitab itu sesungguhnya firman
Allah ! Hanya Alkitab saja yang meberitahukan tentang asal-mula nya dunia
ini dan manusia. Alkitab membuka tabir
sejarah bangsa-bangsa. Dalam
kritik-kritik yang dilancarkan terhadap Alkitab, dikatakan bahwa dari nama
orang, kota, peristiwa yang tersebut dalam Alkitab itu tidak benar. Tetapi
sejak lebih seratus tahun lalu para ahli sejarah purbakala (arkeologist),
telah mencari tempat-tempat menurut petunjuk Alkitab sebagai firman Allah,
dan menggali tanggul-tanggul untuk mendapatkan peninggalan-peninggalan
zaman purbakala. Di sanalah mereka menemukan reruntuhan kota-kota kuno
yang telah tertimbun beribu-ribu tahun lamanya. Mereka menemukan berbagai
bejana, alat-alat kuno, perabot-perabot, gulungan-gulungan surat, segala
sesua tu yang menceritakan tentang cara hidup dan kebudayaan masyarakat di
zaman purbakala itu. Semuany a, sesuai sekali dengan ayat-ayat Alkitab.
Dengan demikian para ahli sejarah tidak dapat membantah lagi kebenaran
Alkitab itu. Mereka percaya dan lebih lanjut lagi, mereka menggunakan
Alkitab itu menjadi petunjuk yang membantu mereka mengadakan
penggalian-penggalian kota-kota kuno untuk kepentingan ilmu pengetahuan
modern.
Alkitab penuh dengan bukti-bukti sejarah, yang jelas menyatakan bahwa
Alkitab itu benar adanya. Apabila Alkitab itu dibaca dengan saksama dan
kemudian kita sesuaikan dengan sejarah, maka kita akan mendapatkan bukti
bahwa sejarah membenarkan Alkitab.
Dari segi ilmu pengetahuan kita menemukan pula, kebenarannya Alkitab. Di
satu pihak tidak selalu teori-teori ilmu pengetahuan dan filsafat itu
sejalan dengan Alkitab, tetapi dalam banyak hal, fakta-fakta mutlak apa
yang diajarkan oleh ilmu pengetahuan modern, sebenarnya sudah dijelaskan
dalam Alkitab.
Jauh sebelum manusia mengetahui bahwa dunia ini bulat, lebih 2000 tahun
sebelumnya Allah telah memberitahukan kepada nabi Yesaya, "Dia yang
bertakhta diatas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang, Dia yang
membentuk langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman !
" Yesaya 40:22.
Salah satu naskah Alkitab, yaitu salinan lengkap buku Yesaya, telah
ditemukan pada tahun 1947, di dalam gua batu gunung Wadi Qumran, Laut Mati,
sehingga naskah itu dinamakan "Dead Sea Scrolls". Menurut ahli
purbakala naskah itu dibuat pada tahun 100 S.M. dan 100 M. sebelumnya para
pengritik telah menyerang Alkitab, khususnya tulisan-tulisan buku Yesaya
dengan dalil bahwa buku Yesaya menunjukkan gaya bahasa yang ditulis
sekitar tahun 600-900 M. dan ditulis oleh beberapa orang, bukan oleh Nabi
Yesaya. Tetapi dengan penemuan Dead Sea Scrolls itu, maka segala dalil dan
kritik itu hilang. Para ahli menguji salinan naskah buku Yesaya itu dan
membuktikan bahwa umur naskah itu jauh lebih tua daripada waktu yang
mereka pikirkan. Sekali lagi para pengritik harus membenarkan Alkitab.
Kita dapat sebutkan banyak lagi penemuan-penemuan ahli sejarah purbakala,
yang semuanya membenarkan Alkitab, misalnya, penggalian di Gibeon, "negeri
yang besar" yang dijelaskan dalam Yosua 10:2. Dalam tahun 1955,
penggalian kota Gibeon dilakukan dan telah diketemukan pada bekas kota itu
saluran air yang besar, sebagai cara penyimpanan air bagi rakyat Gibeon
apabila kota dikepung musuh. Juga diketemukan keping-keping bejana dengan
tulisan Gibeon, yang tepat sekali dengan cerita dalam Yosua 9:3-27.
Bacalah hasil penggalian daerah kuno, Menara Babel, Nimrod, Niniwe, kota
Babel di Mesopotamia, dan kota-kota di Palestina. Gibeon, Mizpa, Silo.
Begitu pula penggalian di Gunung Gerizim di tanah Moab dan Amori, Gilead,
Petra dan banyak lagi bukti yang membenarkan tulisan-tulisan Alkitab.
Para arkeolog tidak pernah menemukan surat-surat atau buku-buku "baru"
selain aripada apa yang kini terdapat dalam Alkitab. Pula para arkeolog
tidak dapat menggunakan buku lain, selain daripada Alkitab, untuk membantu
mereka melakukan penggalian-penggalian pening galan sejarah purbakala itu.
Seandainya tulisan-tulisan Alkitab sudah dipalsukan orang, maka usaha para
arkeolog akan sia-sia adanya, dan bukti-bukti yang ada sekarang, pasti
tidak dikete mukan.
Dari segi nubuatan, Alkita berdiri unggul karena firman Allah yang telah
tercantum di dalamnya, pasti terjadi. Kita pelajari beberapa dari nubuatan
itu. Keruntuhan kerajaan Babel diumumkan sebelum terjadi, masing-masing
oleh nabi Yeremia dan Nabi Yesaya. (Yeremia 51:53 dan Yesaya 13:19).
Koresy, panglima tentara Media-Persia yang mengalahkan Babel, sebelum ia
dilahirkan namanya sudah disebutkan dalam Yesaya 45:1-4. Demikian pula
nasib bangsa Yahudi telah diumumkan dalam buku Imamat 26 dan buku Ulangan
28. Bacalah Imamat 26:31-34.
Hanya Allah yang mengetahui dengan pasti segala sesuatu yang akan terjadi
kemudian baik terhadap diri seseorang, atau terhadap satu kaum dan bangsa
bahkan apa yang akan menimpa dunia. Mengetahui lebih dulu segala peristiwa
yang akan terjadi di waktu mendatang adalah sifat yang dimiliki hanya oleh
Allah saja.
5.
APAKAH FAEDAHNYA ALKITAB BAGI MANUSIA ?
Alkitab
adalah buku Allah. Dalam sifatnya yang rohani, Alkitab memiliki kuasa yang
tidak terdapat di dalam buku lain. Ini disebabkan karena sumber
inspirasinya adalah dari Allah sendiri. Seorang penulis firman Allah
berkata, "Roh Tuhan berbicara dengan perantaraanku, firman-Nya ada di
lidahku." 2 Samuel 23:2.
Lebih lanjut, kuasa firman Allah itu dinyatakan pula oleh Daud, seorang
penulis, "Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh napas dari
mulut-Nya segala tentaranya." " Sebab Dia berfirman, maka
semuanya jadi, Dia memberi perintah, maka semuanya ada." Mazmur
33:6,9.
Jika firman Allah penuh dengan kuasa dalam menjadikan semesta alam
sekalian, apakah yang akan terjadi dalam kehidupan seseorang yang menerima
firman Allah itu ?
Daud berkata, " Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku
jangan berdosa terhadap Engkau." Mazmur 199:11. Firman Allah adalah
pelindung kita dan pertahanan kita terhadap dosa. Alkitab, Firman Allah
adalah kuasa yang dapat menolong kita apabila kita digoda untuk berbuat
kejahatan dan dosa. Jika ada satu keperluan yang terbesar bagi manusia,
ialah keperluan untuk mendapat kuasa mengatasi dan mengalahkan dosa !
Alkitab berkuasa untuk mengubah kehidupan manusia. Bagi yang berduka,
kecewa dan putus asa, diberikannya penghiburan, pengharapan, dan
keberanian. Yang sombong diajarnya kerendahan hati, yang kasar menjadi
berbudi-pekerti. Yang bermusuhan menjadi bersahabat yang saling mengasihi.
Pria dan wanita yang rusak hidupnya, dengan firman Allah menjadikan mereka
manusia baru.
Huxley seorang skeptis akhirnya mengakui Alkitab dengan perkataan berikut,
‘Aku selalu sangat menyukai pendidikan sekular, dalam arti pendidikan
tanpa agama, namun aku harus mengakui bahwa tidak kurang kesulitan yang
serius untuk mengetahui hal-hal keagamaan yang berguna yang menjadi dasar
tingkah laku yang penting, yang harus dipelihara, dalam keadaan kekalutan
pikiran tentang soal ini, tanpa menggunakan Alkitab. Aku menghargainya
sebagai satu bukti bahwa seorang anak berumur lima atau enam tahun
dibiarkan menurut akalnya sendiri, akan menjadi sangat tertarik kepada
Alkitab dan mendapatkan makanan moral yang terbaik dari dalamnya."
– Contemporary Review, Desember 1870.
Melebihi dari segala sesuatu, maka Alkitab itu adalah menjadi pedoman
untuk kehidupan yang kekal.
|